简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
OmBudsman: Korban Pialang Berjangka 29 Laporan Total Rp 68 miliar
Ikhtisar:Hari ini, pihak OmBudsman memberikan rekap data pelaporan para nasabah broker forex atau pialang berjangka Indonesia yang merasa telah dirugikan. Apa saja nama perusahaan yang muncul dalam daftar rekapitulasi tersebut?

Data Kerugian Korban Broker Forex
Berikut data nama perusahaan pialang berjangka beserta jumlah pelaporan dari penggunanya:
1. PT Midtou Aryacom Futures (MAF) mendapat 6 pelaporan
2. PT Bestprofit Futures (BPF) mendapat 8 pelaporan
3. PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) mendapat 8 laporan
4. PT Global Kapital Investama Berjangka (GKIB)mendapat 1 pelaporan
5. PT Equityworld Futures (EWF) mendapat 1 pelaporan
6. PT Monex Investindo Futures (MIFX) mendapat 1 laporan
7. PT Surya Anugrah Mulya (SAM) mendapat 1 pelaporan
Dugaan estimasi nilai kerugian materiil nasabah di masing – masing perusahaan broker forex Indoensia tersebut, sebagai berikut:
· Diduga Rp 2.023.916.000,- disebabkan oleh PT MAF
· Diduga Rp 8.112.367.000,- disebabkan PT BPF
· Diduga Rp 3.120.919.999,- disebabkan PT RFB
· Diduga Rp 20.834.827.167,- disebabkan PT GKIB
· Diduga Rp 75.890.000,- disebabkan PT EWF
· Diduga Rp 34.000.000.000,- disebabkan oleh PT MIFX dan PT SAM
Data tersebut dihimpun oleh pihak OmBudsman berdasarkan pelaporan sepanjang periode tahun 2021 – 2024 dengan total duagaan nilai kerugian sebesar Rp 68.542.920.166,-.
Informasi tersebut disampaikan oleh Yeka Hendra Fatika selaku Anggota Ombudsman RI, kepada para juru berita media online nasional, hari Jumat 26-Januari-2024 di Gedung OmBudsman, Jakarta Selatan.
Ketik nama pialang atau inisial platform pada kotak kolom pencarian nama broker di situs web ataupun aplikasi WikiFX untuk mendapatkan data - data tentang platform terkait selengkapnya.

Ombudsman Ungkap Modus Oknum Pialang Berjangka
Pada kesempatan tersebut, Yeka Hendra juga menguraikan tentang “MOdal DUSta” atau modus yang dilakukan oleh para oknum marketing pialang berjangka untuk menjerat korbannya.
Rangkuman berikut ini sebagaimana merujuk pada keterangan dari para korban:
1. Iming – iming nilai keuntungan yang luar biasa.
2. Bujuk rayu profit akan diperoleh dalam waktu singkat.
3. Oknum sales marketing tidak berkompeten (kualitas abal-abal).
4. Oknum mengandalkan faktor perusahaan memiliki lisensi BAPPEBTI untuk meyakinkan faktor keamanan dan perlindungan dana nasabah.
5. Oknum sering menargetkan anggota masyarakat yang awam pengetahuan pada bisnis tersebut.
6. Oknum menawarkan diri untuk mengelola atau melakukan transaksi akun nasabah.
Adanya Keterbatasan Di BAPPEBTI
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Madya Yovian Andri selaku Pemeriksa PBK (Perdagangan Berjangka Komoditi) Ahli. Pihak BAPPEBTI memang mengalami keterbatasan SDM & anggaran, terkait dengan masalah ini.
“Kita memang keterbatasan SDM juga, misalnya tim pemeriksaan kita cuma 8 orang. Anggarannya juga 1 biro berapa miliar, cuma Rp 2 miliar satu biro. Sangat kecil sekali. Nah itu memang jadi handicap kita kenapa sih lama?”, ujar Madya Yovian.
BAPPEBTI juga membutuhkan waktu yang panjang dalam proses pemeriksaan yang melibatkan banyak pihak, mulai dari nasabah, perusahaan yang bermasalah, hingga saksi dari korban.
“Terus terang kami berusaha setransparan mungkin para pelapor. Kita harus periksa lebih banyak, dari nasabah, dari pihak perusahaan direkturnya misalnya ada marketing, ada saksinya siapa semua kita periksa,” imbuhnya.

Dugaan Maladministrasi
Beberapa waktu sebelumnya, lembaga OmBudsman sempat menduga adanya maladministrasi di BAPPEBTI.
“Pasti kalau lama begitu ada yang salah. Apakah SDM-nya harus ditambah? Ya masa kita nggak bisa evaluasi?Apakah anggarannya harus ditingkatkan?Ya mestinya bisa dong. Lantas yang terakhir adalah penundaan berlarut dalam layanan sistem pengaduan online Bappebti,” ucap Yeka Hendra, saat itu.
BAPPEBTI dinilai gagal untuk menjalankan fungsi untuk melakukan pengawasan preventif berhubung banyaknya nasabah yang melaporkan beberapa perusahaan pialang berjangka Indonesia. Evaluasi dan pemantauan proses penanganan pengaduan juga dirasa berjalan dengan sangat lambat.
Perihal tersebut berdasarkan informasi bahwa tindak lanjut dari pelaporan tersebut membutuhkan waktu hingga ratusan hari.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Broker yang bersangkutan
Baca lebih banyak

Suara Juri Golden Insight Award | Hawk Cheng, Direktur Plotio Financial Group
“WikiFX Golden Insight Award” hadir untuk menyatukan kekuatan industri, membangun ekosistem forex yang aman dan sehat, mendorong inovasi, serta mendukung pengembangan berkelanjutan. Kini, WikiFX meluncurkan seri wawancara terbaru — “Voices of the Golden Insight Award Jury”.

Aman atau Risiko? Analisis Review Broker Forex MultiBank Group Q4 2025: Analisis Berdasarkan Data
Ketika melakukan review MultiBank Group, pertanyaan utama yang muncul di pikiran setiap trader adalah, "Apakah broker ini aman?" Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun, MultiBankGroup menunjukkan dirinya sebagai broker global yang sudah mapan.

Review Broker Forex MH Markets 2025: Analisis Lengkap Keamanan, Akun dan Biaya Trading
Memilih broker adalah keputusan penting yang menentukan sebagian besar perjalanan seorang trader. Di tengah banyaknya pilihan, MH Markets (juga dikenal sebagai Mohicans Markets) muncul sebagai broker forex dan CFD global yang menawarkan akses ke berbagai instrumen. Broker ini telah beroperasi selama 5-10 tahun dan menarik perhatian trader di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

(Wawancara Eksklusif WikiEXPO Global Expert)Gustavo Antonio Montero: ESG dalam Dunia Keuangan
Sebagai penutup sukses WikiEXPO Dubai, tim WikiFX berkesempatan berbincang langsung dengan Mr. Gustavo Antonio Montero, Chairman dan Founder Carter Capital Management (Sustainable Digital Assets Management) serta Palmer Advisory and Consulting — perusahaan global yang mengembangkan solusi fintech canggih berbasis teknologi digital dan blockchain. Palmer berkomitmen membantu dunia bisnis menghadapi tantangan di industri Aset Digital dan Keberlanjutan Global.
